“Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakal jika kamu  benar-benar orang yang beriman.” (QS al-Maidah (5): 23). Di tengah  bahtera kehidupan yang terus bergelombang dan tidak pernah surut dari  berbagai problematikanya, kita perlu memiliki sebuah pegangan dan  ‘navigasi’ yang mengantarkan kita pada pulau tujuan.
Sebagai insan Muslim hendaknya memiliki komitmen dan prinsip hidup.  Apa pun lapangan usaha yang ditekuni, bidang keilmuan yang dikaji,  maupun aspek kehidupan yang dijalani, setiap Muslim tetap berusaha dan  berupaya. Kekuatan yang terpendam dalam setiap diri seorang Muslim ialah  potensi besar yang dimiliki dan harus digali.
Memaksimalkan kemampuan diri mengarah pada upaya memaksimalkan  ikhtiar kita. Inilah yang Allah sebutkan dalam QS ar-Ra’d ayat 11.  Tawakal adalah sikap berserah diri kepada Allah Ta’ala setelah melakukan  usaha secara maksimal. Itu bermakna dalam hidup kita tidak ada suatu  tindakan atau perbuatan yang tidak memiliki dasar yang jelas. Semua hal  dilakukan karena adanya unsur perintah dan meninggalkan segala hal  karena memang jelas adanya unsur larangan.
Memaknai tawakal diperlukan pemahaman bahwa terdapat ikatan yang kuat  antara manusia sebagai makhluk dan Allah sebagai Sang Pencipta. Ikatan  yang berimplikasi pada adanya hubungan ini mestinya dijalin dengan baik  oleh manusia. Dengan demikian, pada klimaks usaha yang dilakukan  seseorang tetap saja kembali ke muara segala sesuatu, yaitu Allah.  Pasrah secara total kepada-Nya.
Kita bersikap menerima dengan ikhlas atas segala yang diberikan Allah  Ta’ala dari usaha yang dilakukan. Ini adalah kenyataan yang berat dalam  hidup kita. Sebab, yang sering terjadi pada kita adalah selalu  menanggapi hal-hal yang tidak mengenakkan dalam hidup kita dengan  mengeluh. Kita betul-betul merasa berat ketika mendapat ujian dan cobaan  yang, menurut kita, tidak mengenakkan karena cenderung merepotkan atau  menyusahkan.
Kita perlu menyadari bahwa manusia tidak memiliki kewenangan untuk  menentukan apa yang dikehendakinya. Yang diperbolehkan hanyalah  rencana-rencana manusiawi. Meski demikian, sesegera mungkin kembali  menyadari bahwa segala yang terjadi merupakan kewenangan Allah Ta’ala.  Alquran menyebutkan dengan tegas dan jelas, “Dan adalah ketetapan Allah  itu suatu ketetapan yang pasti berlaku.” (QS al-Ahzab (33):38).
Tawakal perlu dipupuk, diutamakan, dan diperjuangkan. Karena  sedemikian pentingnya tawakal dalam hidup, hingga kita perlu mengetahui  bagaimana cara bertawakal, yaitu merasa cukup terhadap apa yang didapat  dan dimiliki, tetap meningkatkan usaha agar lebih baik, membiasakan  bersyukur kepada Allah atas pemberian-Nya, mengawali pekerjaan dengan  niat ibadah, menyadari bahwa manusia memiliki banyak kekurangan, dan  menyerahkan sepenuhnya kepada keputusan Allah setelah melakukan  ikhtiar/usaha.
Obat yang paling mujarab untuk mengatasi berbagai masalah hidup  adalah membiasakan diri bertawakal kepada Allah Ta’ala. Dalam kehidupan  kita, tawakal berfungsi mengurangi tekanan batin/jiwa, terhindar dari  kecewa dan stres berat, juga meringankan langkah dalam menjalani hidup  sehari-hari. Kita adalah manusia. Kewajiban kita adalah berusaha.  Masalah keputusan berhasil atau gagal tetap di tangan Allah Ta’ala. Dia  Yang Mahakuasa akan memutuskan sebatas yang dikehendaki sesuai dengan  usaha yang dilakukan manusia
sumber: http://ceritateladan.com/2012/03/hidup-bertawakal/
 
 
 
 
.jpg) 
 
0 comments:
Post a Comment